elsamsi log
Edit Content
elsamsi log

Media ini dihidupi oleh jaringan peneliti dan pemerhati kajian ekonomi syariah serta para santri pegiat Bahtsul Masail dan Komunitas Kajian Fikih Terapan (KFT)

Anda Ingin Donasi ?

BRI – 7415-010-0539-9535 [SAMSUDIN]
– Peruntukan Donasi untuk Komunitas eL-Samsi : Sharia’s Transaction Watch

Bank Jatim: 0362227321 [SAMSUDIN]
– Peruntukan Donasi untuk Pengembangan “Perpustakaan Santri Mahasiswa” Pondok Pesantren Hasan Jufri Putri – P. Bawean, Sangkapura, Kabupaten Gresik, 61181

Hubungi Kami :

Bedah Fikih Etika Kedokteran dan Sales Produk Farmasi (Bag. 3)

Sajian yang akan disampaikan oleh Tim eL-Samsi pada tulisan kali ini adalah laporan hasil wawancara kami dengan sejumlah interviewee yang berprofesi selaku Medical Representative (Medrep/Detailer) dari sebuah perusahaan Produsen ProdukProduk Farmasi. Fokus utama dari interview ini adalah untuk mengetahui sepak terjang Sales Produk Farmasi atau yang biasa disebut Medrep / detailer ini di lapangan. Simak hasil interview kami!

Baca Juga:
Bedah Fikih Etika Kedokteran dan Sales Produk Farmasi (Bag. 1) – El-Samsi (elsamsi.my.id)
Bedah Fikih Etika Kedokteran dan Sales Produk Farmasi (Bag. 2) – El-Samsi (elsamsi.my.id)

Hasill Interview dengan Tenaga Medical Representative tentang Profesi Medrep / Detaier

Anda pasti sudah mengenal apa itu Medical Representative? Di lapangan, biasanya mereka sering dipanggil sebagai Detailer. Ini adalah salah satu pekerjaan yang tugasnya melakukan promosi obat-obatan yang masuk dalam dunia farmasi atau kedokteran. Disebut sebagai detailer, sebab mereka harus menguasai komposisi obat, hingga menjelaskan sistem marketing produknya, pemberian bonus, dan lain sebagainya. 

Sampai di sini, maka jangan heran bila profesi Medical Representative / Detailer ini, tidak ada yang diisi oleh para lulusan SMP atau SMA. Minimal pekerjaan ini adalah melibatkan Sarjana Alumni S1. 

Namun, karena perannya adalah melakukan promosi, masyarakat kadangkala menyebut profesi detailer ini sebagai layaknya profesi Sales. Alhasil disejajarkan kelas profesinya dengan para Sales bedak, atau Sales barang elektronik, mesin cuci, atau perabot rumah tangga lainnya. 

Berdasarkan data hasil wawancara kami dari Tim Peneliti eL-Samsi terhadap sejumlah interviewee yang berprofesi sebagai Medical Representatif (Medrep), nampak jelas terkesan bahwa pekerjaan Medrep merupakan pekerjaan yang serba penuh risiko sehingga butuh kehati-hatian dan profesionalitas. Sebab yang dihadapi adalah obat sebagai produk yang dipromosikan, dan dokter atau bahkan seorang spesialis sebagai audience-nya. 

Anda tahu, bukan? Berbicara dengan seorang dokter atau profesional, membutuhkan kecakapan tersendiri. Tidak semua bisa. Sebab, menghadapi mereka, yang dibutuhkan adalah penguasaan produk dan komponen bahannya. Bahkan, jika perlu sampai proses produksinya. Jadi, profesi ini bukanlah profesi yang gampang, sehingga butuh kecakapan dan profesionalitas. 

Profesi Medrep/detailer ibaratnya adalah duta sebuah perusahaan farmasi. Ia merupakan sosok yang dipercaya untuk mewakili perusahaan dalam memperkenalkan produk farmasinya kepada the key of decision maker, yaitu dokter dan para spesialis. Untuk itulah, mereka harus tampil secara profesional, kredibel dan berintegritas. 

Baca juga:
Syarat dan Rukun Jual Beli
Obyek Barang yang bisa dijualbelikan dalam Islam
Jual Beli Kontan, Tempo, Kredit dan salam

Tugas Medrep / Detailer

Masih berdasarkan data hasil interviewee kami, diketahui bahwa secara umum, tugas-tugas Detailer, antara lain adalah: 

  • ia harus bersedia melakukan kunjungan ruutin terschedule terhadap sejumlah pelanggan, yang terdiri atas para dokter dan dokter spesialis.
  • Ia juga harus melakukan promosi secara beretika dan berkomunikasi atas dasar kejujuran dan ketulusan, berbekal pengetahuannya tentang obat dan farmasi
  • Ia diharapkan bisa membina relasi yang baik dan profesional dengan pelanggan dalam jangka waktu yang panjang 
  • Ia juga diharuskan bisa melakukan manajemen area yang menjadi wilayah kerjanya berdasar pertimbangan profesionalitas dan memberi hasil yang optimal berbasis ketersediaan produk dan kesehatan masyarakat.
  • Di sisi lain, ia harus memberikan laporan secara lisan dan tertulis kepada atasannya,  secara periodik dan teratur. Laporan ini sudah barang tentu bermaterikan data yang mencakup schedule visitasi, hasil visitasi, evaluasi dari hasil visitasi, mengukur aktifitas para kompetitor produk dengan bahan yang sama serta omset dari penjualan yang telah dilakukannya. 

Oleh karena berbagai tugas Medrep/detailer di atas, maka standart utama dari seorang Medrep adalah minimal ia harus terdiri dari orang yang memiliki motivasi internal yang kuat, disiplin, mampu berkomunikasi dan membina relasi yang baik serta proaktif, dan berorientasi pada hasil. Dalam dunia farmasi, semua ini tidak bisa dilakukan, bila tidak memiliki bekal pengetahuan tentang kefarmasian dan obat. 

Karakteristik Produk Farmasi dengan Personal Selling serta Personalitas Medrep

Seseorang yang menjadi Medrep, adalah tidak sama dengan seorang Sales bedak atau alat kosmetik lainnya, meskipun sama-sama menekuni profesi Personal Selling. Seorang Sales Representive Kosmetik, suatu ketika cukup dengan mengatakan kepada calon konsumennya: “Mbak, bedak ini cocog untuk kulitmu. Apalagi kamu memakai hijab, maka kamu cocog memakai produk Shampoo X, sebab Shampoo ini diproduksi dengan bahan aktif Z yang mampu memperkuat rambut.” 

Seorang Sales Produk Farmasi, ketika berhadapan dengan seorang dokter, maka yang digali pertama kalinya adalah produk yang diperlukan oleh dokter yang dikunjunginya. Mengapa? Sebab tidak mungkin seorang dokter mata kemudian diberikan obat yang bisa mengatasi penyakit Thyphus. 

Berangkat dari penggalian itu, selanjutnya keduanya melakukan dialog mengenai bahan-bahan aktif suatu obat, kadar kandungan, tahapan aplikasi dalam therapi dan diagnosa, dan seterusnya. Hasil dari interview ini, selanjutnya ditindaklanjuti dengan komparasi produk yang dimiliki oleh perusahaan berbasis kandungan aktif obat-obatan tersebut. Berikutnya, melakukan visitasi kembali dengan konsumen (dokter/spesialis) untuk membicarakan produk tersebut. Alhasil, dicapai kesepakatan untuk peresepan. Barulah selanjutnya kedua pihak tersebut berbicara mengenai komisi keterjualan produk dan pendapatan yang bisa diperoleh oleh dokter. 

Bersambung

Spread the love
Muhammad Syamsudin
Direktur eL-Samsi, Peneliti Bidang Ekonomi Syariah Aswaja NU Center PWNU Jawa Timur, Wakil Sekretaris Bidang Maudluiyah PW LBMNU Jawa Timur, Wakil Rais Syuriyah PCNU Bawean, Wakil Ketua Majelis Ekonomi Syariah (MES) PD DMI Kabupaten Gresik

Related Articles

1 Comment

Tinggalkan Balasan

%d blogger menyukai ini: