Kelangkaan produk minyak goreng di masyarakat, umumnya dipengaruhi oleh beberapa hal. Pertama, akibat faktor distribusi. Kedua, volume produksi minyak goreng oleh produsen.
Kenaikan atau penurunan volume produksi minyak goreng bisa dipengaruhi oleh beberapa indikator, antara lain: kelangkaan bahan baku, bencana alam atau perang, karyawan produksi, perusahaan produksi dan gangguan keamanan atau alam sehingga menghalangi kelancaran transportasi dan pendistribusian produk.
Dilihat dari produsen minyak goreng di Indonesia, sejauh ini, terdapat 4 perusahaan besar yang memegang kendali produksi itu dengan produk-produknya yang sudah cukup dikenal akrab di kalangan masyarakat.
Pertama, Perusahaan Wilmar International Ltd (Wilmar Group). Perusahaan ini memproduksi minyak goreng dengan merek Fortune dan Sania. Berdasarkan laporan dari Tempo.co, perusahaan ini masih merupakan grup perusahaan agribisnis Singapura dan berdiri sejak 1991. Ada laporan bahwa produsen ini memiliki perkebunan kelapa sawit yang cukup di Indonesia. Namun, efek perusahaan terdaftar di Bursa Efek Singapura, sehingga tidak di Indonesia. Itu artinya, para pembeli saham perusahaan ini, secara tidak langsung sama dengan melarikan modalnya ke negeri Singapura. Dan bukan di Indonesia. Tokoh dari perusahaan ini adalah Martua Sitorus.
Kedua, Perusahaan Indofood Agri Resources Ltd. Perusahaan ini juga biasa disebut sebagai Perusahaan IndoAgri. Ia merupakan bagian dari perusahaan integral dengan produk mie instan Indofood. Perusahaan ini membawahi PT Perusahaan Perkebunan London Sumatra Indonesia Tbk. (LSIP) dan PT Salim Ivomas Pratama Tbk. (SIMP).
Produk dari IndoAgri adalah minyak goreng Bimoli, Delima, dan Happy dan beberapa jenis produk lainnya,, seperti margarine. Alhasil, bahan baku utama adalah sawit. Di sisi lain, perusahaan IndoAgri ini juga menguasai produksi gula dan karet.
Luas lahan sawit yang dikuasai oleh perusahaan ini adalah seluas 303.149 hektar are yang tersebar di Pulau Sumatra dan Kalimantan. Salah satu pemilik perusahaan adalah konglomerat Anthony Salim. Alhasil, masuk dalam bagian Grup Salim, produsen rokok Sampoerna dan Dji Sam Soe.
Ketiga, adalah Grup Musim Mas. Produk minyak goreng dari perusahaan ini adalah Sanco, Amago, dan Voila. Kantor pusat perusahaan ada di Singapura dan mengklaim diri sebagai perusahaan terbesar di dunia. Berdasarkan laporan, bahwa Grup perusahaan ini menjadi pengekspor minyak sawit terbesar di Indonesia. Itu artinya, minyak sawit dipasarkan oleh grup ini ke luar nnegeri.
Keempat, RoyaL Golden Eagle International. Perusahaan ini memproduksi minyak goreng dengan merek Camar. Pendiri perusahaan ini, sebagaimana hasil penelusuran eL-Samsi adalah seorang konglomerat sawit yang bernama Sukanto Tanoto. Ia juga dikenal sebagai salah satu orang terkaya di Indonesia.
Kelima. Grup Sinar Mas Agribusiness and Food. Perusahaan ini memproduksi minyyak goreng merk FILMA, Masku, Kunci Mas, dan Mitra. Peruusahaan ini berkantor pusat di Jakarta.
Nah, berdasarkan produk minyak goreng yang diproduksi oleh perusahaan di atas, apakah anda termasuk bagian dari yang menggunakannya? Mana yang paling familiar dan sering anda gunakan?
Muhammad Syamsudin
Peneliti Bidang Ekonomi Syariah – Aswaja NU Center PWNU Jawa Timur
Anda harus log masuk untuk menerbitkan komentar.