el-samsi-logo
Edit Content
elsamsi log

Media ini dihidupi oleh jaringan peneliti dan pemerhati kajian ekonomi syariah serta para santri pegiat Bahtsul Masail dan Komunitas Kajian Fikih Terapan (KFT)

Anda Ingin Donasi ?

BRI – 7415-010-0539-9535 [SAMSUDIN]
– Peruntukan Donasi untuk Komunitas eL-Samsi : Sharia’s Transaction Watch

Bank Jatim: 0362227321 [SAMSUDIN]
– Peruntukan Donasi untuk Pengembangan “Perpustakaan Santri Mahasiswa” Pondok Pesantren Hasan Jufri Putri – P. Bawean, Sangkapura, Kabupaten Gresik, 61181

Hubungi Kami :

Images (66)

Suporter sering dikenal sebagai pemain keduabelas dalam ajang pertandingan olahraga sepak bola. Tahukah anda, bahwa istilah ini pada dasarnya digunakan seiring ada pengaruh yang nyata antara suporter terhadap kesebelasan yang didukungnya dan sedang ada di lapangan untuk berkompetisi dengan lawannya. 

Menurut beberapa laporan hasil riset, suporter mampu berpengaruh terhadap mental pemain dalam memandang lawan, menjatuhkan mental lawan, menyembuhkan luka dengan cepat, menahan kelelahan, dan berbagai aspek psikologis lainnya. 

Menyadari akan hal itu, maka hampir setiap tim olahraga di dunia, selalu berusaha mengorganisir para tifosinya sehingga membentuk suatu identitas komunal dengan ciri khas tertentu, dan disatukan lewat kostum, slayer atau atribut-atribut tertentu atau bahkan kedaerahan. 

Di lapangan, para suporter disatukan oleh gelora yel-yel yang dikoordinir oleh dirijen guna membangkitkan semangat juang tim yang didukung, dengan narasi yang terkadang memantik panas suasana. 

Di pertandingan liga dunia, liga Eropa, Liga Spanyol, atau bahkan liga Italia dan Amerika, kadang yel-yel itu mengesankan berbau SARA. Para pemain yang tidak terbiasa dengan yel – yel itu bahkan sempat terekam beberapa kali terpancing emosinya. Jika mereka terpancing, maka yang diharapkan oleh Tim Lawan adalah pemain itu melakukan tindak pelanggaran. Akibatnya, wasit mengganjarnya dengan Kartu Merah. Dengan begitu, berkurang jumlah pemain sehingga memperlemah posisi lawan. Semua itu adalah ulah suporter.

Belakangan, FIFA sebagai badan induk sepak bola dunia, sudah mengeluarkan larangan melakukan yel-yel yang bernada rasisme. Jika hal itu tetap dilakukan oleh pendukung Tim, maka FIFA tidak segan-segan akan menjatuhkan sanksi berupa larangan pertandingan dengan dihadiri oleh suporter. 

Bagaimana dengan Indonesia?

Kalau kita menyimak dari beberapa yel-yel yang dilontarkan oleh para suporter Tim Sepakbola di Indonesia, belakangan ini justru lebih dari sekedar rasisme. Coba, anda simak dari beberapa Kanal video youtube. Anda akan mendapati beberapa kesebelasan memiliki yel-yel hingga secara terang menyebut istilah yang tidak pantas, yaitu bunuh

Uniknya, semua kesebelasan dengan yel-yel tersebut, tidak berusaha menertibkannya, dan bahkan cenderung mengamini. Bukti fisiknya, adalah yel-yel itu dilagukan secara bersamai-sama dengan berdiri dan kompak oleh semua suporter kesebelasan di bawah komando dirijen lagu. Lebih unik lagi, sejauh ini belum ada tindakan dari PSSI selaku induk sepak bola Indonesia untuk menertibkannya. Oleh karenanya, tim yang merasa diuntungkan oleh keberadaan yel-yel suporter mereka itu tidak melerainya. 

Sebegitu murahkah nyawa manusia hingga perlu diintimidasi dengan bunuh!?

Muhammad Syamsudin
Direktur eL-Samsi, Peneliti Bidang Ekonomi Syariah Aswaja NU Center PWNU Jawa Timur, Wakil Sekretaris Bidang Maudluiyah PW LBMNU Jawa Timur, Wakil Rais Syuriyah PCNU Bawean, Wakil Ketua Majelis Ekonomi Syariah (MES) PD DMI Kabupaten Gresik

Tinggalkan Balasan

Skip to content