Ada tiga pembagian jenis-jenis otomatis, yaitu:
- Fixed Automatization, yang berarti bahwa proses otomatisasi itu bersifat tergantung pada konfigurasi alat
- Programmed Automatization, yang berarti bahwa proses otomatisasi itu bersifat tergantung pada input data pemrograman
- Flexible Automatization, yang berarti bahwa proses otomatisasi itu bersifat tidak hanya tergantung pada input data pemrograman, melainkan juga pada konfigurasi alat
Dari ketiga pembagian itu, proses otomatisasi itu bisa menghasilkan 3 jenis produk, yaitu:
- Controlled product, yaitu output berupa produk terkontrol dan variasi yang seragam. Langkah otomatisasi seperti ini biasanya dipergunakan untuk memproduksi teknologi massal dan menghendaki seragam. Misalnya, adalah produksi perakitan mobil, spare & part, produk rumah tangga, dan banyak produk lainnya yang notabene menunjukkan ciri khas hasil perakitan tertentu. Anda bisa menyebut bahwa sepeda motor yang lewat adalah merek tertentu, bukan? Kendati warnanya berbeda, akan tetapi karena model fisiknya sama, maka anda langsung bisa mengenali bahwa sepeda motor ini adalah berasal dari merk X. Mengapa ada produk yang serupa namun warnanya tidak sama? Fakta di lapangan menunjukkan bahwa produk itu diproduksi dengan standar alat produksi tertentu dan dirangkai dalam konfigurasi tertentu pula.
- Semi controlled product, yaitu output berupa produk yang tak terkontrol sehingga melahirkan banyak variasi. Anda barang kali sudah familiar dengan hape merek tertentu. Namun, dengan merek yang sama, ternyata pihak perusahaan juga menerbitkan banyak variasi hape. Semuanya keluaran produk terbaru. Dari kesekian variasi itu sudah pasti ada fakta lain di balik proses produksinya, yaitu ada alat yang dikonfigurasii dan dikendalikan dengan menggunakan bahasa pemrograman tertentu. Jika pihak perusahaan ingin menerbitkan variasi hape dengan tipe A, maka mereka tinggal memencet sistem pendukung produksi Tipe A. Jika menghendaki memproduksi hape tipe B, maka tinggal pencet tombol produksi yang terhubunng dengan sistem konfigurasi penyusun hape tipe B. Layaknya mesin printer. Anda membuat formulasinya lewat layar komputer, kemudian dicetak dengan keluaran output di atas kertas sesuai dengan yang sudah anda konfigurasikan di layar.
- Uncontrolled prodect, yaitu output berupa produk yang tak terkontrol.
Penyimpangan terhadap kinerja alat dari yang seharusnya, kita kenal dengan istilah error system. Produk yang dikeluarkan, sudah pasti juga berupa produk error, sehingga menghendaki untuk dishortir dan dikeluarkan dari pasaran.
Yang memantik perhatian kita adalah konfigurasi atau biasa kita kenal juga dengan istilah setting tools. Jika hal itu berkaitan dengan programmed automatization, maka konfigurasi ini sering dikenal dengan istilah setting system. Lalu apa faedahnya mengetahui hal ini dalam ranah fikih transaksi?
Sudah pasti ada banyak manfaat dan faedahnya. Di antara faedah yang tampak, adalah:
Pertama, karena Islam mengharamkan sistem yang berbasis riba.
Kedua, karena Islam juga mengharamkan sistem berbasis judi.
Ketiga, Islam mengharamkan juga sistem yang dikemas berbasis memakan harta orang lain secara batil.
Pengenalan terhadap batasan konfigurasi alat, tentu saja berfaedah dalam menelusuri, apakah suatu konfigurasi alat itu dirancang untuk melakukan riba, judi, dan memakan harta orang lain secara bathil. Tanpa mengenal konfigurasi tersebut, kita tidak bisa membedakan mana alat yang termasuk mendukung gambling, dan mana alat yang berperan sebagai substitusi kerja manusia sehingga layak untuk disebut sebagai instrumen (wisathah).
Macam-Macam Konfigurasi Alat
Anda pernah menyaksikan film laga Wong Fei Hung, bukan? Ketika ada seorang pasien datang untuk berobat, maka Guru Wong langsuung sigap dengan memeriksa detak jantung pasien dengan jalan memeriksa denyut nadi. Tindakan yang dilakukan adalah dengan menyentuh pergelangan tangan pasien dan menghitung denyut nadi selama kurang lebih beberapa waktu. Dari situ, ia menyimpulkan, bahwa Si Pasien butuh ramuan obat tertentu dan meminta kepada salah satu muridnya untuk mengambilkan jenis ramuan yang telah dibuatnya untuk mengobati pasien.
Hari ini, tindakan yang dilakukan oleh Guru Wong tersebut sudah digantikan oleh alat pendeteksi denyut nadi dan jantung. Ada alat stetoskop yang berfungsi mendengarkan denyut jjantung dan menghitungnya. Ada alat tensimeter yang berfungsi menghitung denyut nadi dan sekaligus mengukuur tensi darah sistol dan diastol. Perkembangan terbaru, alat ini sudah merambah ke digital. Jadi, tidak perlu dokter yang meemeriksa, melainkan anda sendiri juga bisa memeriksa denyut nadi anda dengan ketepatan presisi alat yang dijamin 99,99% dengan tingkat error ditoleransi sebesar 0,01%.
Reliabilitas dan ketepatan alat dan dapat menggantikan tugas dan fungsi dokter ini sehingga kemudian disebut teknologi. Teknologi ini berlangsung otomatis dan tepat guna dengan tingkat kepercayaan yang terukur.
Di sisi lain, anda pasti tahu dengan permainan Bolling. Permainan itu terdiri dari beberapa tools yang dimanfaatkan, yaitu: 1) lintasan untuk tempat melantainya bola bolling. 2) sasaran yang terdiri dari anak bolling. Dari konfigurasi lintasan dengan ukuran yang ditetapkan lebar dan licinnya lantai tempat untuk melemparkan bola bolling, ternyata tidak menjamin adanya ketepatan bola dalam menjatuhkan anak bolling. Itu artinya, konfigurasi alat tersebut, tidak bisa disebut reliabel dan presisi. Alhasil, ada sisi gambling atau maisirnya, yaitu untung-untungan dalam mengenai anak bolling.
Hal yang sama juga terjadi pada olahraga panahan. Konfigurasi alat yang sudah dibuat dengan standart tertentu, ternyata bukan jaminan untuk ketepatan dalam melakukan lemparan anak panah, sekalipun si pemanah adalah orang yang terlatih. Alhasil, reliabilitas alat tidak bisa disebut sebagai presisi juga.
Mesin Otomatis sebagai Instrumen yang memudahkan Aqid
Ketiga ilustrasi di atas, adalah contoh gambaran dari konfiigurasi alat. Ada alat yang bisa tepat dijamin presisinya setelah dikonfigurasi dengan ketelitian. Namun, ada juga alat yang tidak bisa dijamin presisinya, meski melewati proses konfigurasi yang standar.
Kerja otomatisasi sudah pasti menghendaki adanya alat yang memiliki presisi tersebut. Di saat semacam itulah, maka kinerja mesin ATM, mesin penjual minuman, diakui sebagai instrumen (wisathah) yang sah dipergunakan oleh penjual dan pembeli. Karena wisathah adalah berperan untuk membantu memudahkan kinerja Si Aqid, maka kedudukan aqid sebenarnya adalah tetap pada penjual (pemilik instrumen). Wallahu a’lam bi al-shawab