Keputusan PT Pertamina (Persero) dalam menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) jenis gasoline RON 92 atau Pertamax dari Rp 9.000-Rp 9.400 per liter menjadi Rp 12.500-Rp 13.000 per liter, memang sudah pernah diprediksi sebelumnya. Anda bisa mengikutiinya di sini!


Langkah ini kemudian disusul dengan kenaikan Bahan Bakar Shell sebagai satu paket langkah penyesuaian kenaikan harga Pertamax. Seperti dilansir dari laman resmi Shell, penyesuaian mulai diberlakukan pada 2 April 2022 dan berlaku di Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Timur, dan Sumatera Utara.
Menurut laman resmi Shell, harga bensin RON 92 dengan merek Shell Super, naik dari Rp 12.990 per liter menjadi Rp 16.000 per liter.
Selanjutnya, harga bensin RON 95 dengan merek Shell V-Power naik dari Rp 14.500 per liter menjadi Rp 16.500 per liter.
Harga Shell V-Power Diesel dibanderol sebesar Rp 18.100 per liter dari sebelumnya Rp 13.750 per liter. Shell V-Power Nitro+ (RON 98) dijual dari sebelumnya Rp 14.990 per liter menjadi Rp 18.040 per liter. Shell Diesel Extra dijual sebesar Rp 17.500 per liter.
Penyebab Kenaikan BBM Pertamax
Seperti yang pernah disampaikan sebelumnya, bahwa gejolak kenaikan harga BBM, telah diprediksii semenjak 2021 yang lalu dan akan berlangsung normal kembali seperti sebelum Pandemi pada akhir 2022.
Seperti diberitakan bahwa PT Pertamina (Persero) menaikkan harga BBM Pertamax, adalah karena kasus ketegangan yang terjadi di Rusia dan Ukraina. Ketika masih dalam taraf potensi perang bakal terjadi saja, imbas kenaikan itu sudah ada, maka bagaimanalagi ketika konflik itu benar-benar terjadi? Sudah pasti, dampaknya pasti besar dan semakin mengglobal.
Kendala lain adalah persoalan logistik yang terjadi pada Kazakhstan, yaitu salah satu negara anggota OPEC+ dengan tingkat produksi 1,6 juta barel per hari. Kendala logistik ini diprediksi menyebabkan penurunan produksi pasca demonstrasi yang dipicu kenaikan harga bahan bakar.
Libya yang saat ini hanya mampu memproduksikan minyak mentah pada kisaran 700 ribu barel per hari dengan potensi peningkatan produksi kurang lebih 1,2 juta barel per hari. Negara ini sedang mengalami penurunan produksi minyak terendah dalam 14 bulan terakhir akibat blokade di lapangan minyak utama area barat dan disertai perbaikan pipa yang menghubungkan Lapangan Samrah dan Dahra ke terminal Es Sider (kapasitas 350 ribu barel per hari).
Uni Emirat Arab (UEA), negara produsen minyak OPEC tertinggi ketiga, pasca mengalami serangan drone dan misil yang mematikan dari pemberontak Yemeni Houthi di depot bahan bakar Mussafah, ADNOC dan Bandara Internasional UEA.
Beberapa faktor penyebab kenaikan BBM Pertamax itu sudah jauh-jauh hari diprediksi. Dan buahnya adalah seperti diberitakan hari ini, BBM naik. Yang patut diwaspadai oleh masyarakat adalah imbas beruntun sebagai bentuk penyesuaian terhadao inflasi itu. Sudah pasti, imbas ini akan mengarah ke sektor-sektor lainnya yang erat kaitannya dengan penggunaan bahan bakar minyak. Seperti, harga kebutuhan bahan pokok masyarakat dan dapur.
Muhammad Syamsudin (Direktur eL-Samsi)