el-samsi-logo
Edit Content
elsamsi log

Media ini dihidupi oleh jaringan peneliti dan pemerhati kajian ekonomi syariah serta para santri pegiat Bahtsul Masail dan Komunitas Kajian Fikih Terapan (KFT)

Anda Ingin Donasi ?

BRI – 7415-010-0539-9535 [SAMSUDIN]
– Peruntukan Donasi untuk Komunitas eL-Samsi : Sharia’s Transaction Watch

Bank Jatim: 0362227321 [SAMSUDIN]
– Peruntukan Donasi untuk Pengembangan “Perpustakaan Santri Mahasiswa” Pondok Pesantren Hasan Jufri Putri – P. Bawean, Sangkapura, Kabupaten Gresik, 61181

Hubungi Kami :

Png 20220308 112427 0000

Kabar baik datang dari pemerintah tentang melonggarkan test PCR dan Antigen bagi para musafir jalanan. Ini merupakan angin segar bagi biro perjalanan haji dan umrah. Belakangan industri jasa ini mulai mencoba bangkit lagi setelah vacum selama kurang lebih 2 tahun. 

Pertanyaannya adalah, mengapa sekedar pelonggaran? Mengapa tidak pembebasan saja? Bukankah sama-sama tidak berujung pada wajib karantina sebagaimana kebijakan yang lalu, yaitu bagi setiap wisatawan pelaku perjalanan internasional, maka wajib karantina selama 15 hari sebelum bertemu dengan anggota keluarganya.

Nampaknya, jawaban dari pertanyaan ini ada relevansiinya dengan masa efektif vaksin Covid-19 itu sendiri. 

Berdasarkan data hasil riset, diketahui informasi bahwa antibodi yang dihasilkan dari penyuntikan dua dosis vaksin Covid-19 Sinovac akan menurun setelah enam bulan. Selanjutnya, disampaikan bahwa dosis ketiga vaksin virus corona dalam bentuk vaksin booster diketahui akan meningkatkan kembali sistem imunitas tubuh.

Penurunan kekuatan sistem imun masyarakat yang sudah divaksin 2 kali ini merupakan hasil temuan dari para peneliti vaksin Sinovac di Tiongkok yang dipublikasikan pada penghujung Juli 2021. Penelitian tersebut melibatkan 540 orang responden dengan rentang usia probandus berkisar antara 18-59 tahun. 

Responden ini dibagi menjadi tiga kelompok, antara lain selaku penerima dosis tinggi, dosis sedang, dan plasebo.

Efikasi vaksin Sinovac untuk dua dosis sebesar 65,3%. 

Berdasarkan laporan, responden yang mendapatkan dua dosis suntikan Sinovac, ketika antibodi diperiksa pada dua pekan sesudahnya akan berubah menjadi 35,2%. Responden yang diperiksa empat pekan sesudahnya akan berubah menjadi 16,9%. Artinya terjadi penurunan selama 2 pekan tersebut.

Adapun responden yang menerima dosis ketiga vaksin booster, yang disuntikkan setelah enam bulan vaksin dosis kedua, maka antibodi mereka berubah meningkat hingga 3 – 5 kali lipat dari sebelumnya

Hasil studi kerjasama antara peneliti dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit di Jiangsu, Fudan University, dan Sinovac menemukan bahwa perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk menguji durasi antibodi setelah suntik dosis ketiga. Alhasil, pasca vaksin booster, masih ada kemungkinan untuk divaksin booster tahap keempat lagi.

Yang penting untuk dicatat adalah bahwa  penelitian tersebut tidak menguji efek antibodi terhadap varian Covid-19 yang lebih menular. Artinya, untuk Covid Varian Delta, tidak masuk dalam bagian yang dicakup dalam penelitian.

Hasil penelitian yang berbeda, dilakukan oleh Fakultas Kedokteran Universitas Thammasat dan Pusat Nasional untuk Rekayasa Genetika dan Bioteknologi Thailand. Kedua lembaga penelitian ini pun menyatakan hasil yang serupa. Tingkat antibodi responden dengan vaksin 2 kali, akan menurun 50% setelah 40 hari (1 bulan 10 hari) dari penyuntikkan dosis kedua. Informasi ini disampaikan oleh Bangkok Post, pada Selasa 13 Juli 2021.

Responden riset yang dilakukan oleh lembaga penelitian Thailand ini melibatkan kurang lebih 500 orang yang keseluruhannya telah menerima dua dosis vaksin Sinovac. 

Penelitian tersebut memaparkan bahwa tingkat antibodi orang yang telah menerima vaksinasi dosis kedua akan menurun setelah 60 hari pasca vaksinasi. Sementara itu, obyek penelitian juga masih berkutat pada efektivitas vaksin terhadap strain asli dari virus Covid-19, sehingga belum menyentuh pada kemunculan varian-varian baru yang penularannya lebih cepat. Artinya, Covid varian Delta pun belum tersentuh.

Hasil penelitian di atas, nampaknya berbeda dengan hasil riset yang dilakukan oleh Kementerian Kesehatan RI. Menurut Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin di penghujung Juli 2021 dulu, disampaikan bahwa durasi antibodi dari dua dosis Sinovac mampu bertahan kurang lebih 12 bulan semenjak aplikasi dosis pertama. Selanjutnya, menteri kesehatan mendorong para tenaga kesehatan Indonesia untuk menjalani vaksinasi dosis ketiga (vaksin booster) dengan menggunakan Moderna.

Jadi, yang benar yang mana? Efektifitas vaksin selama 6 bulan ataukah 12 bulan? Yang jelas, 6 bulan pasca vaksin nasional, ada gejala pandemi nasional, yaitu nggregesi nasional pada kurun Januari dan Pebruari 2022. 

Hasil laporan riset dan gejala masyarakat ini secara tidak langsung juga agak sedikit kontras dengan kebijakan pelonggaran test PCR dan Antigen. Bagaimana tidak? Hari nggregesi nasional itu terjadi pada kisaran 6 bulan pasca vaksin dosis kedua. Bukankah tanda-tanda penurunan kekebalan tubuh itu diawali oleh panas tubuh yang tinggi dan gejala flu nasional? Jadi, sebaiknya memang dipasung dulu untuk dilonggarkan, ataukah benar-benar dibebaskan. Masih tidak perlukah karantina penduduk pelancong dari luar negeri di saat indikasi penurunan kekebalan tubuh itu tengah berlangsung dan terjadi di masyarakat? 

Yang jelas, vaksin booster dosis ketiga masih sedang berlangsung. 

Muhammad Syamsudin
Direktur eL-Samsi, Peneliti Bidang Ekonomi Syariah Aswaja NU Center PWNU Jawa Timur, Wakil Sekretaris Bidang Maudluiyah PW LBMNU Jawa Timur, Wakil Rais Syuriyah PCNU Bawean, Wakil Ketua Majelis Ekonomi Syariah (MES) PD DMI Kabupaten Gresik

Tinggalkan Balasan

Skip to content