Tulisan ini disusun dalam rangka untuk membedah konsep bisnis yang tertuang di bawah brand my.future yang diberi label ViPlus (VI+). Brand ini sebelumnya telah mengembangkan sebuah aplikasi digital yang diberi label Vtube. Hal ini bisa diketahui berdasarkan edaran tersebut, dan sekaligus mengaitkan dengan kelanjutan Viewpoin Vtube yang seharusnya sudah tidak bisa digunakan lagi. Alhasil, Vipuls dan Vtube adalah berasal dari pelaku yang sama dan perusahaan yang sama yang hanya bersalin rupa saja.
Perlu diketahui bahwa aplikasi digital Vtube sudah diblokir dari Google Playstore oleh Kominfo atas rekomendasi dari Tim Satgas Waspada Investasi (SWI). Saat pemblokiran itu, pihak SWI sudah memberi beberapa poin catatan, bahwa Vtube bisa dinormalisasi manakala skema bisnisnya itu telah berubah. Itu artinya, Vtube dengan sistem yang lama secara tidak langsung sudah disemati sebagai sistem terlarang. Sebab, tanpa perubahan, Vtube harus dan wajib tutup dengan dipaksa.
Uniknya, Vtube bersalin rupa brand menjadi ViPlus, dan bukannya tetap menggunakan brand lamanya, dan demikian halnya dengan perusahaan yang menaunginya. Perusahaan tersebut tidak berada di bawah label serupa yaitu PT Fvtech.
Alhasil, perubahan yang terjadi pada label produsen ini disinyalir sebagai tidak ada itikad baik dari pelakunya untuk memenuhi syarat normalisasi dari SWI, melainkan justru mencari ajang lain bisnis yang kurang lebih serupa.
Untuk membuktikannya, Tim Peneliti eL-Samsi segera melakukan telaah dan mengumpulkan segenap data mengenai ViPlus tersebut. Dari hasil penelusuran Tim, didapati sejumlah data primer skema plan bisnis ViPlusi. Di antaranya menggambarkan bagaimana alur bisnis itu dilaksanakan. Untuk itu, mari kita bedah bersama mengenai skema bisnis ViPlus tersebut.
Latar Belakang Konsep hadirnya ViPlus
Seperti halnya aplikasi penghasil keuangan yang lain, ViPlus tetap mengusung tema kesulitan masyarakat dalam usaha mencari tambahan penghasilan karena faktor wabah Pandemi Covid-19. Sembari mencatut nama Bill Gates, tokoh pendiri Microsoft, bahwa “jika bisnis anda tidak dalam internet, maka bisnis anda akan punah.”
Kemudian, di dalam sebuah selebaran yang identik dengan brand asal Vtube (my.future), dicantumkan alasan mengapa ViPlus hadir dalam internet, yaitu bahwa ada peningkatan rasio pengguna internet di Indonesia selama Pandemi Covid-19, yaitu sebanyak 12% di tahun 2020 dibanding tahun 2019 yang hanya berkisar 175 juta. Artinya, ada peluang yang besar untuk menguasai pasar. Mungkin demikian yang hendak disampaikan oleh Tim Developer ViPlus ini.
Tidak lupa mereka juga mengusung tema bahwa budaya masyarakat telah berubah semenjak kehadiran telepon genggam. Budaya belanja yang mulai bisa dilakukan lewat handphone, budaya menonton film yang mulai beralih ke handphone. Pada akhirnya, para pembaca itu digiring untuk memahami bahwa ada peluang yang sangat besar bagi perkembangan industri social advertising (periklanan lewat mass media) dan tentunya adalah e-commerce.
Sampai di sini, kita sudah bisa menyimpulkan bahwa tujuan dasar dari bisnis ViPlus, adalah tidak bergeser dari induk semangnya yang telah kolaps sebelumnya, yaitu Vtube. Mereka masih mengusung tema dasar, yaitu bisnis dunia Social Advertising dan E-Commerce.
Bersambung di sini >>>>>>
Muhammad Syamsudin (Direktur eL-Samsi, Peneliti Bidang Ekonomi Syariah – Aswaja NU Center PWNU Jatim)
1 Comment
Anda harus log masuk untuk menerbitkan komentar.