Metaverse merupakan suatu produk inovasi dunia teknologi digital berbasis internet dari Teknologi 2D (2 Dimensi) menjadi 3D (3 Dimensi) atau dari 3D menjadi 4D (4 Dimensi). Orientasi dari teknologi ini, adalah bertujuan mengubah dunia virtual seolah serasa nyata.
Teknologi 2D dicirikan dengan pola pengguna internet sebagai pasif dan hanya menonton layar. Persis sama dengan kita menonton TV atau konser. Kita hanya menjadi penikmat.
Teknologi 3D dicirikan dengan pengguna dapat memasuki dunia layar, dan bisa melakukan pengubahan di dalamnya, namun tidak bisa terlibat sebagai pelaku. Kita hanya bisa mendownload, mengubah nama, memprogram dan sejenisnya.
Sementara itu teknologi 4D, seorang pengguna internet (user) - selain bisa masuk ke dalam dunia maya dalam bentuk visual tubuh Avatar - ia juga bisa mengubah dan menjadi bagian di dalam dunia metaverse tersebut, serta terlibat langsung menjadi pelaku sebagaimana layaknya di dunia nyata.
Misalnya, di dunia metaverse itu ada sebuah konser, maka kita bisa menjadi bagian dari pemusik di konser tersebut, atau menjadi penyanyinya. Bila di dunia tersebut diselenggarakann dakwah, maka kita bisa menjadi bagian da’inya, atau menjadi peserta di dalamnya atau menjadi penyelenggara event-nya.
Bagaimana cara memasuki dunia Metaverse?
Untuk memasuki dunia metaverse, sarana jaringan internet tetap menempati yang paling pokok sebab dunia metaverse adalah dunia akses jaringan.
Adapun alat tambahannya, ada 3, yaitu: (1) headphone, (2) augmented reality (AR), dan (3) virtual reality (VR). Ketiga alat ini merupakan fasilitas tambahan sebagai syarat masuk dan bisa terlibat langsung dalam kegiatan virtual di dalam metaverse.
Apa itu Augmented Reality?
Augmented Reality adalah sebuah teknologi dimana dunia nyata akan dilengkapi dengan informasi tambahan seperti teks , gambar, animasi, video, atau objek 3D yang dapat bergerak. Teknologi ini akan menambahkan elemen digital dan menciptakan ilusi bahwa elemen tersebut merupakan bagian dari dunia nyata di sekitar Anda. Augmented Reality akan memperkaya dunia nyata dengan benda-benda virtual.
Masih ingat dengan game Pokemon Go? Ya, salah satu game populer yang menggunakan teknologi Augmented Reality (AR) ini adalah Pokémon GO.
Game seluler ini memungkinkan pemainnya untuk menangkap dan melatih Pokemon di kehidupan nyata.
Perusahaan IKEA juga sudah memanfaatkan teknologi AR. IKEA merupakan peritel perabot rumah tangga dari Swedia. Mereka mengembangkan aplikasi mobile yang dapat memvisualisasikan bagaimana item barang akan terlihat ketika diletakkan di rumah konsumen
Apa itu Virtual Reality (VR)?
Virtual Reality adalah sebuah teknologi yang memungkinkan pengguna untuk bisa berinteraksi dengan dunia maya yang telah disimulasikan oleh komputer. Pengguna atau users yang menggunakan virtual reality equipment seperti gloves / headset VR dapat merasakan bahwa mereka sedang berada di dalam dunia virtual.
Teknologi Virtual Reality banyak digunakan dalam berbagai bidang industri games, hiburan, pendidikan, dan sains. Para pilot juga telah memanfaatkan teknologi ini untuk berlatih menerbangkan pesawat secara virtual tanpa harus benar-benar menerbangkan pesawat sungguhan.
Lantas, apa kaitannya teknologi tersebut dengan Metaverse?
Semua produk AR dan VR di atas, adalah hanya memungkinkann untuk digunakan secara sendirian (private) atau hanya dengan beberapa pengguna saja yang bersifat terbatas, seperti game console (Playstation / PS).
Nah, di dunia metaverse, penggunaan alat-alat tersebut di bawa ke arah berjaring internasional dan lintas batas dengan fasilitas internet.
Jadi, kalau sebelumnya, para pengguna game itu hanya bisa bermain sendirian atau group terbatas, maka dalam dunia metaverse, mereka dapat berinteraksi dengan seluruh pengguna teknologi Metaverse di dunia internasional.
Aset di Dunia Metaverse
Aset di dunia metaverse, merupakan aset terprogram. Seperti layaknya fitur-fitur game, maka aset ini bisa dialihkan, bisa diserahkan ke pihak lain dan bisa dimodifikasi oleh Pelaku yang diwakili dalam bentuk fisik Avatar.
Jadi, andai kita masuk dalam dunia metaverse, sosok dirii kita akan diwakili oleh bentuk fisik avatar. Kita bisa bergerak bersama pihak lain, melakukan rekreasi ke pantai, atau ke Mekah, namun dalam wujud dunia virtual. Di dalamnya juga ada bandara, ada tempat lokasi penjualan tiket dan sejenisnya. (Baca Juga: Jual Beli Item Game)
Tiket-tiket ini disajikan dalam wujud dunia virtual yang dikemas dalam bentuk aset NFT (Non Fungible Token). Kita juga bisa berlatih umrah, dan sebagainya. Namun semuanya disajikan dalam bentuk aset virtual.
Itulah sedikit gambaran mengenai dunia Metaverse dan Aset di dalamnya. Bagaimana dengan hukum transaksi aset-aset virtual tersebut? Insyaallah akan disampaiikan kajiannya di kesempatan mendatang.
Muhammad Syamsudin (Peneliti Bidang Ekonomi Syariah - Aswaja NU Center PWNU Jawa Timur)
Anda harus log masuk untuk menerbitkan komentar.