Xenotransplantasi merupakan sebuah teknologi yang dikembangkan oleh dunia kedokteran dengan fokus mencangkok organ hewan ke organ tubuh manusia.
Pembahasan kita kali ini berkaitan dengan penerapan teknologi tersebut pada kasus cangkok jantung babi ke tubuh pasien manusia penderita penyakit jantung akut.
Berdasarkan laporan yang ditulis dari berbagai media yang diperoleh oleh penulis, diinformasikan bahwa teknologi ini tidak hanya berlaku pada cangkok jantung saja, melainkan juga cangkok ginjal babi. Dan yang telah menunjukkan bukti keberhasilan adalah cangkok pankreas babi.
Bulan Januari 2022, terbit sebuah pemberitaan dari media iNews.id yang menyebutkan, bahwa: ada seorang pria asal Amerika Serikat (AS) yang bernama David Bennett (57), yang menjadi orang pertama di dunia dan menjalani transplantasi jantung babi hasil modifikasi genetik. Tiga hari pascaoperasi itu, kondisi Bennett diidentifiikasi sebagai membaik.
Operasi ini merupakan operasi yang pertama kali dilakukan oleh tim dokter Fakultas Kedokteran Universitas Maryland dan awalnya berjalan lancar serta dianggap menjadi babak baru transplantasi jantung babi ke manusia.
Pada 10 Maret 2022, Tempo memberitakan bahwa pasien transplantasi ini meninggal. Pasien berusia 57 tahun, ini diketahui ternyata tak bisa bertahan dan meninggal pada Selasa 8 Maret 2022. Hasil diagnosa menyebutkan bahwa David Bennett adalah penderita sakit jantung parah sehingga harus menerima organ jantung babi yang telah dimodifikasi secara genetik.
Berdasarkan pemberitaan ini, dapat ditarik benang merah bahwa Si Pasien mampu bertahan hidup hingga kurang lebih 2 bulan, sebab operasi pertama diberitakan pada 10 Januari 2022.
Ada indikasi bahwa operasi transplantasi itu kelak akan menemui keberhasilan seiring hasil diagnosa juga menunjukkan tanda pernah membaiknya kondisi pasien. Memang, bahwa saat berita kematian itu terbit, belum diketahui penyebab pasti meninggalnya pasien xenotransplantasi tersebut.
Namun, belakangan pada tanggal 6 Mei 2022, media Guardian melaporkan bahwa kematian Pasien uji coba cangkok jantung babi itu disebabkan karena faktor eksternal. Bartley Griffith selaku ahli bedah transplantasi, mengungkapkan bahwa jantung babi yang ditransplantasikan terbukti telah terinfeksi virus babi sebelumnya. Virus itu adalah Porcine cytomegalovirus. Virus inilah yang didiagnosa kuat sebagai penyebab kematian Bennett.
Berdasarkan laporan ini, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa seandainya faktor eksternal ini berhasil ditangani dan didiagnosa sebelumnya oleh tim dokter, maka otomatis operasi transplantasi jantung Babi itu berhasil 100%.
Xenotransplantasi adalah Teknologi Alternatif
Penerapan teknologi xenotransplantasi ini sebenarnya merupakan teknologi alternatif transplantasi jantung. Teknologi ini sudah didahului sebelumnya oleh praktik tranplantasi jantung manusia ke manusia yang sedikit lebih mudah praktiknya dibanding xenotransplantasi.
Permasalahan yang dihadapi, adalah menunggu adanya pendonor jantung manusia adalah sebuah fenomena yang langka. Sementara itu, stock jantung hewan tersedia melimpah di alam. Jadi, logika sederhananya, apabila riset ini berhasil, maka akan banyak pasien jantung yang tertolong sejak dini.
Mekanisme Cangkok Jantung Babi ke Manusia
Berdasarkan hasil penelusuran, transplantasi jantung babi terhadap Bennett, dilakukan dengan jalan merekayasa 10 gen pada babi. Empat di antaranya direkayasa dengan cara dilumpuhkan. Satu di antaranya adalah gen yang bisa memicu respons imun agresif pasien penerima.
Satu gen lagi yang dibuat inaktif adalah yang dapat memacu jantung babi itu terus tumbuh setelah dicangkokkan.
Sebaliknya, pada pasien transplantasi, dilakukan kurang lebih hal serupa dalam bentuk penyiapan agar daya terima tubuh pasien atas organ asing itu bisa dimunculkan. Untuk itu ada enam gen Bennet yang disusupkan ke genom jantung babi. Agar respon imun tubuh pasien tidak menolak jantung yang ditransplantasikan tersebut, maka pasien diberi obat-obatan tertentu.
Problem Fikih Xenotransplantasi
Babi, adalah hewan yang berstatus haram secara nash. Jantung, juga merupakan organ tubuh yang menjadi pusat aliran darah. Detak jantung merupakan buah dari gerak ritmis yang memompa darah ke seluruh tubuh dan pembuluh darah manusia. Secara tidak langsung, apabila transplantasi jantung babi itu berhasil, maka darah dan diri pasien itu akan senantiasa terkontaminasi dengan daging babi, selama masa hidupnya.
Pertanyaannya:
- Bagaimana hukum xenotransplantasi dengan obyek jantung babi tersebut bagi orang Islam?
- Bagaimana status ubudiyah pasien dengan transplantasi organ babi tersebut?
Sebenarnya masih banyak yang menghendaki dibahas ke depannya. Namun, kiranya, 2 permasalahan itu merupakan yang krusial seiriing proses transfer teknologi dalam jangka waktu ke depan akan niscaya terjadi, di dunia kedokteran.
Anda harus log masuk untuk menerbitkan komentar.