el-samsi-logo
Edit Content
elsamsi log

Media ini dihidupi oleh jaringan peneliti dan pemerhati kajian ekonomi syariah serta para santri pegiat Bahtsul Masail dan Komunitas Kajian Fikih Terapan (KFT)

Anda Ingin Donasi ?

BRI – 7415-010-0539-9535 [SAMSUDIN]
– Peruntukan Donasi untuk Komunitas eL-Samsi : Sharia’s Transaction Watch

Bank Jatim: 0362227321 [SAMSUDIN]
– Peruntukan Donasi untuk Pengembangan “Perpustakaan Santri Mahasiswa” Pondok Pesantren Hasan Jufri Putri – P. Bawean, Sangkapura, Kabupaten Gresik, 61181

Hubungi Kami :

Images (19)

Hak Cipta dalam Kajian Fikih Muamalah

Di dalam syariat Islam, ada 2 hak yang senantiasa dijaga. Pertama, adalah haqqullah, yaitu hak yang ada hubungannya dengan Sang Khaliq. Kedua, haqqu al-adamy, yaitu hak yang melekat pada diri anak adam.

Karakteristik dari kedua hak ini adalah berbeda. Haqqullah, menghendaki ditunaikan dan ditaati (sami’na wa atha’na) sesuai dengan yang diperintahkan. Pelanggaran terhadap haqqullah, melazimkan ditebus dengan taubat dan istighfar.

Adapun haqqu al-adamy, memiliki karakteristik ditunaikan sebagai amanat. Pelanggaran terhadapnya menempatkan pelakunya sebagai pelaku kedhaliman sehingga melazimkan ganti rugi (dlaman). Dengan demikian, karakter utama dari haqqu al-adamy adalah senantiasa menerima akad mubadalah (pertukaran).

Syeikh Ahmad Manjur (w. 995 H) menjelaskan indikasi tersebut, sebagai berikut:

تقدم أن أسباب الضمان ثلاثة الإتلاف والتسبب ووضع اليد غير المؤتمنة كالبيع الفاسد يضمنه المبتاع بالقبض بخلاف الخيار إذا أصيب بسماوي.
“Telah disampaikan terdahulu bahwa sebab-sebab bagi timbulnya dlaman (ganti rugi) ada 3, yaitu akibat tindakan perusakan secara langsung atau tidak langsung (‘udwanan), menaruh kekuasaan pada orang yang tidak seharusnya, misalnya pada kasus jual beli dengan akad yang fasid, maka pihak yang melakukan harus menanggung ganti rugi atas barang yang dibeli dengan menerima barang apa adanya (tanpa khiyar), lain halnya bila kerusakan barang disebabkan karena rusak akibat samawi (tertimpa hujan, dan sejenisnya), maka boleh untuk khiyar.” (Syarh al-Minhaj al-Muntakhab ila Qawa’id al-Madzhab, Juz 2, halaman 535).

Imam Malik radliyallahu ‘anhu berkata:

وإن ابتعت حنطة كانت مبلولة فجفت، أو عسلًا أو لبنًا مغشوشًا فلم تعلم بذلك حتى أكلت ذلك فلك الرجوع بما بين الصحة والداء، إذ لا يوجد مثله لغشه ولو وجدت مثله في غشه حتى يحاط بعلم ذلك لرددت مثله، وأخذت جميع الثمن
“Jika anda membeli hinthah, dan mendapati dalam kondisi basah, maka hendaknya anda keringkan. Atau bila sebuah madu anda beli dalam kondisii dicampur dengan susu, sementara anda tidak mengetahui hal itu sampai kemudian anda makan, maka hak bagi anda adalah mengembalikannya dengan bukti pengaruh terhadap kondisi kesehatan anda atau sakit anda. Semua ini adalah bila tidak ditemukan adanya standar penerapan ganti rugi. Adapun bila anda bisa menemukan besaran kerugian yang terjadi sehingga bisa dipertanggungjawabkan secara keilmuan, maka anda bisa meminta pengembalian konsekuensi kerugian tersebut sesuai dengan besaran yang telah anda hitung (mitsil) atau menuntut pengembalian harga secara total.” (Al-Jami’ li Masail al-Mudawwanah, Juz 14, halaman 199).

دليل القائلين بأن حق المؤلف ليس حقًا ماليًا

الدليل الأول:
أن حق المؤلف حق معنوي، وليس عينًا، ولا يجوز الاعتياض عن الحقوق المعنوية المجردة.

ويجاب:
بأن دعوى أن الحقوق المجردة لا يجوز الاعتياض عنها بمال ليس محل إجماع، وإن سلم هذا فلا يسلم أن حق المؤلف من الحقوق المجردة كحق الشفعة وحق الخيار، وحق إبداء الرأي وحق الشورى وحق التنقل، وحق التعاقد بالعقود المشروعة، وغيرها من الحقوق المجردة التي لا تقوم بمحل، ولا تتقرر في ذات، وإنما ثبتت لدفع الضرر، بخلاف حق المؤلف الذي ثبت أصالة لصاحبه، وليس فقط لدفع الضرر عنه، وكان استحقاقه قائمًا على بذل جهد فكري، ووقت زمني، وما كان كذلك جاز أخذ العوض عليه.

الدليل الثاني:
أن حق المؤلف حق معنوي، والمالية لا تثبت إلا لما يمكن حيازته وادخاره.

ويجاب:
بأن حصر المال فيما يمكن حيازته وادخاره ليس مسلمًا، بل المال كل ما له قيمة شرعية، وأمكن الانتفاع به انتفاعًا مباحًا، وقد قدمنا في فصل سابق الأدلة على أن المنافع من الأموال، وأن الأموال ليست محصورة في الأعيان فقط.

المعاملات المالية أصالة ومعاصرة ١/‏١٩١ — دبيان الدبيان (معاصر)

Muhammad Syamsudin
Direktur eL-Samsi, Peneliti Bidang Ekonomi Syariah Aswaja NU Center PWNU Jawa Timur, Wakil Sekretaris Bidang Maudluiyah PW LBMNU Jawa Timur, Wakil Rais Syuriyah PCNU Bawean, Wakil Ketua Majelis Ekonomi Syariah (MES) PD DMI Kabupaten Gresik

Tinggalkan Balasan

Skip to content