elsamsi log
Edit Content
elsamsi log

Media ini dihidupi oleh jaringan peneliti dan pemerhati kajian ekonomi syariah serta para santri pegiat Bahtsul Masail dan Komunitas Kajian Fikih Terapan (KFT)

Anda Ingin Donasi ?

BRI – 7415-010-0539-9535 [SAMSUDIN]
– Peruntukan Donasi untuk Komunitas eL-Samsi : Sharia’s Transaction Watch

Bank Jatim: 0362227321 [SAMSUDIN]
– Peruntukan Donasi untuk Pengembangan “Perpustakaan Santri Mahasiswa” Pondok Pesantren Hasan Jufri Putri – P. Bawean, Sangkapura, Kabupaten Gresik, 61181

Hubungi Kami :

Syirkah Mutanaqishah Muntahiyah bi al-Tamlik
Yang dikehendaki dari akad syirkah mutanaqishah muntahiyah bi al-tamlik, adalah akhir kepemilikan atas suatu barang / aset pada salah satu pihak di akhir periode kontrak syirkah itu dilaksanakan yang dilakukan dengan jalan membeli bagian kepemilikan pihak syarik (mitra)-nya. 

Dalam ruang akad pembiayaan berbasis musyarakah, maka pemilik akhir itu (1) adakalanya pihak debitur, namun (2) juga tidak menutup kemungkinan bahwa pemilik akhirnya adalah pihak kreditur. Debitur merupakan pihak nasabah. Sementara itu, yang dimaksud dengan kreditur adalah pihak LKS.

مجلة مجمع الفقه الإسلامي ١٣/‏٨٦٤ — مجموعة من المؤلفين

والمشاركة المنتهية بالتمليك هي في عصرنا الحاضر: تنشأ غالبا بين مصرف وشخص طبيعي (إنسان) أو اعتباري (مؤسسة) يمنح فيها الحق لأحد الشريكين بتملك حصة الشريك الآخر إما دفعة واحدة، أو بالتدرج على مراحل أو دفعات، بمقتضى شروط متفق عليها، وبحسب طبيعة العملية أو المشروع، حيث يقوم الشريك (وهو المتعامل مع المصرف) بشراء حصة المصرف بعد مدة معينة

Jika dirunut menurut konsepsi fikih turats, maka yang terlibat dalam akad musyarakah jenis ini, mencakup:

  1. Akad jual beli
  2. Akad ijarah 
  3. Akad mudlarabah
  4. Akad syirkah
  5. Akad syuf’ah, dan 
  6. Akad hibah

Peran kelima akad ini dapat dipahami pada kutipan berikut ini:

والمشاركة المتناقصة: هي التي يتفق فيها الشريكان على إمكان التنازل من أحد الطرفين عن حصته في المشاركة للطرف الآخر، إما دفعة واحدة أو على دفعات، بحسب شروط متفق عليها.

Terjadinya tanazul fi al-hishah (berkurangnya hak kepemilikan) pada salah satu pihak, sudah pasti melibatkan peran akad syuf’ah (akuisisi). 

Adanya hishah, menandakan adanya peran kerjasama (akad syirkah). Karena aset yang dimiliki adalah tunggal, maka berlaku pula akad mudlarabah (bagi hasil) di dalamnya sebab adanya pemanfaatan oleh syafi’. Pihak yang memanfaatkan bisa dipungut upah bila hal itu disyaratkan oleh keduanya. Selanjutnya, upah ini dibagi berdua antara syafi’ dan masyfu’.

Mudlarabah dengan obyek yang terdiri dari ujrah ini murapakan ciri dari akad syirkah wa al-mudlarabah. Adapun legitimasi dari akad ini adalah sebagai berikut:

Spread the love

Laman: 1 2 3 4

Muhammad Syamsudin
Direktur eL-Samsi, Peneliti Bidang Ekonomi Syariah Aswaja NU Center PWNU Jawa Timur, Wakil Sekretaris Bidang Maudluiyah PW LBMNU Jawa Timur, Wakil Rais Syuriyah PCNU Bawean, Wakil Ketua Majelis Ekonomi Syariah (MES) PD DMI Kabupaten Gresik

Related Articles

Tinggalkan Balasan